Minggu, 05 Maret 2017

Perbedaan antara Front End, Back End dan Full Stack Developer


Perbedaan antara Front End, Back End dan Full Stack Developer

 

Front-End Developer

front-end-developer
Front-End adalah bagian utama dari sebuah situs web yang berinteraksi langsung dengan pengguna atau pengunjung situs. Segala sesuatu yang teman-teman lihat ketika melakukan navigasi dalam sebuah halaman web, baik dari font, warna, menu dropdown, dan slider adalah hasil penggabungan dari fungsi HTML, CSS, dan JavaScript dikontrol oleh browser pada komputer teman-teman. Front-End developer adalah programmer yang fokus pada front-end/ layout web, mereka dituntut untuk membuat sebuah layout yang baik, menarik dan interaktif sehingga pengunjung web merasa nyaman ketika mengunjungi website tersebut.

KETERAMPILAN DAN TOOLS

Dalam mencapai tujuan tersebut, front-end developer harus menguasai tiga bahasa utama: HTML, CSS, dan Javascript. Selain itu front-end developer juga harus terbiasa menggunakan framework seperti Bootstrap, Foundation, Backbone, AngularJS, dan EmberJS untuk membantu membuat layout tetap sempurna ketika dibuka menggunakan perangkat apapun, juga penggunakan library seperti jQuery dan LESS, sehingga proses pengembangan menjadi lebih mudah dan efisien. Sebagian besar lowongan pekerjaan untuk front-end developer juga mengharuskan memiliki pengalaman menggunakan Ajax, teknik yang digunakan secara luas untuk menggunakan Javascript yang memungkinkan mengambil data dari server tanpa meload keseluruhan halaman.
front-end developer bertanggung jawab atas desain interior sebuah rumah yang telah dibangun oleh back-end developer.
Secara keseluruhan, front-end developer bertanggung jawab atas desain interior rumah yang telah dibangun oleh back-end develepor. Seperti yang dikatakan oleh Greg Matranga, Direktur Pemasaran Produk di Apptix, “Front-End developer kadang-kadang lebih bersemangat tentang apa yang mereka lakukan karena mereka benar-benar mampu memanfaatkan segala kreativitas mereka.”

Back-End Developer

back end developer
Kemudian, siapa yang membuat front-end developer akhirnya dapat mengerjakan tugasnya dekorasinya? Dimana semua data disimpan? disinilah letak peran back-end developer. Back-End dari sebuah situs web terdiri dari server, aplikasi, dan database, dan seorang back-end developer harus menguasai teknologi yang akan menunjang kekuatan komponen back-end.

KETERAMPILAN DAN TOOLS

Dalam membangun server, aplikasi, dan database yang akan berkomunikasi satu sama lain, seorang back-end developer menggunakan bahasa pemrogramn sisi-server seperti PHP, Ruby, Python, Java, dan Net untuk membangun aplikasi, juga menggunakan tools seperti MySQL, Oracle, dan SQL Server untuk menemukan, menyimpan, atau mengubah data dan menyajikannya kembali ke pengguna dalam kode front-end. Lowongan pekerjaan untuk pengembang back-end sebagian besar juga mempersyaratkan kemampuan menggunakan framework PHP seperti Zend, Symfony, CakePHP; pengetahuan menggunakan aplikasi version-control seperti SVN, CVS, atau Git; dan pengetahuan menggunakan Sistem Operasi Linux sebagai development and deployment systemnya.

Back-End developer menggunakan tools diatas untuk membuat aplikasi web yang bersih, portable, dan terdokumentasi dengan baik. Tapi sebelum menulis kode, mereka harus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan bisnis untuk memahami kebutuhan utama mereka, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa teknis kemudian memberikan solusi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan teknologi yg benar-benar dibutuhkan.

Full Stack Developer

full-stack
Ada daerah abu-abu antara front-end developer dan back-end developer. “Front-end developer tidak jarang harus mempelajari keterampilan back-end tambahan, begitupun sebaliknya, terutama dalam model manajemen profit saat ini dimana perusahaan memaksimalkan resource untuk menekan pengeluaran,” kata Matranga. “Developer perlu pengetahuan dan keterampilan lintas disiplin. maka teman-teman harus menjadi keduanya (fron-end dan back-end developer).”
Full-Stack Developer pertama kali dipopulerkan empat tahun lalu oleh Facebook’s engineering department. Idenya adalah bahwa full-stack developer dapat bekerja lintas-fungsional pada dua teknologi yang berbeda, yaitu front-end dan back-end, dan full-stack developer menawarkan sebuah paket yang lengkap.
“Bekerja pada keduanya; sisi server dan sisi client, secara profesional membuka lebih banyak kesempatan,” kata Federico Ulfo, Full Stack Developer di Grovo. Tapi, tentu saja, full-stack developer tidak hadir tanpa tantangan. “Kita analogikan sebuah makanan,  teman-teman bisa membuat kue atau teman-temani memasak makanan, namun jika ingin menguasai keduanya teman-teman membutuhkan waktu dan pengalaman. Dan saya tidak berbicara tentang mengikuti resep, siapa pun bisa melakukannya. Aku sedang berbicara tentang memiliki bahan-bahan untuk mempersiapkan sesuatu yang benar-benar baik”.

KETERAMPILAN DAN TOOLS

Full-Stack Developer bejerja seperti back-end developer, pada sisi server, tetapi mereka juga bisa mampu menggunakan bahasa front-end yang mengontrol bagaimana tampilan dari situs yang dibuat.
Berikut ini adalah perbandingan peningkatan kompleksitas full-stack developer beberapa tahun lalu dengan yang ada sekarang:
old-full-stack
full-stackFull-stack developer harus memiliki pengetahuan di setiap tingkatan pengembangan web: pemasangan dan konfigurasi server Linux, menulis API pada server-side, mengatur JavaScript pada sisi client untuk mendukung aplikasi, dan membuat desain CSS. Dengan menggunakan tools yang ada, full-stack developer harus dapat dengan cepat mengidentifikasi solusi pemecahan masalah pada client-side dan server-side yang ada untuk kemudian mengartikulasikan pro dan kontra dari solusi yang telah di dapat.




0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © INFORMASI TEKNOLOGI by AROHMAD