Perbedaan antara Front End, Back End dan Full Stack Developer
Front-End Developer
Front-End adalah bagian utama dari
sebuah situs web yang berinteraksi langsung dengan pengguna atau
pengunjung situs. Segala sesuatu yang teman-teman lihat ketika melakukan
navigasi dalam sebuah halaman web, baik dari font, warna, menu
dropdown, dan slider adalah hasil penggabungan dari fungsi HTML, CSS,
dan JavaScript dikontrol oleh browser pada komputer teman-teman.
Front-End developer adalah programmer yang fokus pada front-end/ layout
web, mereka dituntut untuk membuat sebuah layout yang baik, menarik dan
interaktif sehingga pengunjung web merasa nyaman ketika mengunjungi
website tersebut.
KETERAMPILAN DAN TOOLS
Dalam mencapai tujuan tersebut,
front-end developer harus menguasai tiga bahasa utama: HTML, CSS, dan
Javascript. Selain itu front-end developer juga harus terbiasa
menggunakan framework seperti Bootstrap, Foundation, Backbone,
AngularJS, dan EmberJS untuk membantu membuat layout tetap sempurna
ketika dibuka menggunakan perangkat apapun, juga penggunakan library
seperti jQuery dan LESS, sehingga proses pengembangan menjadi lebih
mudah dan efisien. Sebagian besar lowongan pekerjaan untuk front-end
developer juga mengharuskan memiliki pengalaman menggunakan Ajax, teknik
yang digunakan secara luas untuk menggunakan Javascript yang
memungkinkan mengambil data dari server tanpa meload keseluruhan
halaman.
front-end developer bertanggung jawab atas desain interior sebuah rumah yang telah dibangun oleh back-end developer.
Secara keseluruhan, front-end developer
bertanggung jawab atas desain interior rumah yang telah dibangun oleh
back-end develepor. Seperti yang dikatakan oleh Greg Matranga, Direktur
Pemasaran Produk di Apptix, “Front-End developer kadang-kadang lebih
bersemangat tentang apa yang mereka lakukan karena mereka benar-benar
mampu memanfaatkan segala kreativitas mereka.”
Back-End Developer
Kemudian, siapa yang membuat front-end
developer akhirnya dapat mengerjakan tugasnya dekorasinya? Dimana semua
data disimpan? disinilah letak peran back-end developer. Back-End dari
sebuah situs web terdiri dari server, aplikasi, dan database, dan
seorang back-end developer harus menguasai teknologi yang akan menunjang
kekuatan komponen back-end.
KETERAMPILAN DAN TOOLS
Dalam membangun server, aplikasi, dan
database yang akan berkomunikasi satu sama lain, seorang back-end
developer menggunakan bahasa pemrogramn sisi-server seperti PHP, Ruby,
Python, Java, dan Net untuk membangun aplikasi, juga menggunakan tools
seperti MySQL, Oracle, dan SQL Server untuk menemukan, menyimpan, atau
mengubah data dan menyajikannya kembali ke pengguna dalam kode
front-end. Lowongan pekerjaan untuk pengembang back-end sebagian besar
juga mempersyaratkan kemampuan menggunakan framework PHP seperti Zend,
Symfony, CakePHP; pengetahuan menggunakan aplikasi version-control
seperti SVN, CVS, atau Git; dan pengetahuan menggunakan Sistem Operasi
Linux sebagai development and deployment systemnya.
Back-End developer menggunakan tools
diatas untuk membuat aplikasi web yang bersih, portable, dan
terdokumentasi dengan baik. Tapi sebelum menulis kode, mereka harus
bekerja sama dengan para pemangku kepentingan bisnis untuk memahami
kebutuhan utama mereka, kemudian menerjemahkannya ke dalam bahasa teknis
kemudian memberikan solusi yang paling efektif dan efisien untuk
menciptakan teknologi yg benar-benar dibutuhkan.
Full Stack Developer
Ada daerah abu-abu antara front-end
developer dan back-end developer. “Front-end developer tidak jarang
harus mempelajari keterampilan back-end tambahan, begitupun sebaliknya,
terutama dalam model manajemen profit saat ini dimana perusahaan
memaksimalkan resource untuk menekan pengeluaran,” kata Matranga.
“Developer perlu pengetahuan dan keterampilan lintas disiplin. maka
teman-teman harus menjadi keduanya (fron-end dan back-end developer).”
Full-Stack Developer pertama kali
dipopulerkan empat tahun lalu oleh Facebook’s engineering department.
Idenya adalah bahwa full-stack developer dapat bekerja lintas-fungsional
pada dua teknologi yang berbeda, yaitu front-end dan back-end, dan
full-stack developer menawarkan sebuah paket yang lengkap.
“Bekerja pada keduanya; sisi server dan
sisi client, secara profesional membuka lebih banyak kesempatan,” kata
Federico Ulfo, Full Stack Developer di Grovo. Tapi, tentu saja,
full-stack developer tidak hadir tanpa tantangan. “Kita analogikan
sebuah makanan, teman-teman bisa membuat kue atau teman-temani memasak makanan, namun jika ingin menguasai keduanya
teman-teman membutuhkan waktu dan pengalaman. Dan saya tidak berbicara
tentang mengikuti resep, siapa pun bisa melakukannya. Aku sedang
berbicara tentang memiliki bahan-bahan untuk mempersiapkan sesuatu yang
benar-benar baik”.
KETERAMPILAN DAN TOOLS
Full-Stack Developer bejerja seperti
back-end developer, pada sisi server, tetapi mereka juga bisa mampu
menggunakan bahasa front-end yang mengontrol bagaimana tampilan dari
situs yang dibuat.
Berikut ini adalah perbandingan peningkatan kompleksitas full-stack developer beberapa tahun lalu dengan yang ada sekarang:
Full-stack
developer harus memiliki pengetahuan di setiap tingkatan pengembangan
web: pemasangan dan konfigurasi server Linux, menulis API pada
server-side, mengatur JavaScript pada sisi client untuk mendukung
aplikasi, dan membuat desain CSS. Dengan menggunakan tools yang ada,
full-stack developer harus dapat dengan cepat mengidentifikasi solusi
pemecahan masalah pada client-side dan server-side yang ada untuk
kemudian mengartikulasikan pro dan kontra dari solusi yang telah di
dapat.
0 komentar:
Posting Komentar